Skip to main content

Pengalaman Pribadi Radang Usus Besar: Gejala Sembelit Susah BAB

Halo saya Dodik, pada tulisan kali ini saya mau berbagi cerita pengalaman pribadi yakni Radang Usus Besar. Oke kita mulai cerita nya dari awal mula saya kena penyakit ini sampai solusinya , simak semoga bermanfaat.

Radang Usus besar cukup akut pernah saya derita, kalau gak salah nama lainnya Kolitis. Waktu itu tahun 2016 awal sekitar bulan Februari-Maret pada usia 26 tahun. Penyakit radang usus besar tidak tiba2 muncul, tapi dia adalah efek dari kebiasaan hidupku sehari-hari.

Kita mulai dari masa kecilku dalam kebiasaan makan sehari-hari. Saya tumbuh dikeluarga sederhana di Klaten. Masa kecilku bisa dibilang serba kekurangan. Namun aku anak bungsu, soal makanan jajanan sehari-hari menang lah dari kakak ku.

Saat kecil makanan dan minuman berpengawet, pewarna, pemanis, dll adalah santapan sehari-hari. Bahkan makan mi instan mentah sering saya lakukan bareng teman-teman. Oke, sampai sini fix makanan masa kecilku kurang sehat.

Keluhan sakit perut sudah sering saya alami sejak SD-SMP. Saat main bola atau olahraga lari, perut sisi kiri suka nyeri. Susah kentut sampai melilit-melilit pun sudah langganan. Biasanya akan lega dan sembuh saat dibuat posisi nungging.

Selepas lulus Smp, saya tidak sekolah lagi, namun kerja cari uang. Salah satu tempat kerjaku dimasa remaja yakni di Rumah makan Padang di Jogja tahun 2006. 

Saya beranggapan selain makanan masa kecilku, menu masakan padang juga berpengaruh ke usus besarku. Disana saya makan sambal, santan, cabe, minum es , sehari-hari selama hampir satu tahun. Saya ingat, awal kerja di RM Padang, hampir satu minggu saya mencret mungkin karena adaptasi makanan atau memang ususku bermasalah sejak kecil.

Masa remajaku berlanjut di kota Bandung, kerja di penggilingan Mie Ayam. Menurutku Ini kerjaan yang paling berat dan merusak tubuhku. Star kerja pukul 02.00 wib dini hari sampai pukul 10.00 wib pagi. 

Makan mie ayam, bakso, batagor, yang berbahan gandum sudah jadi santapan sehari-hari. Meskipun demikian, perutku belum muncul tanda-tanda radang usus besar yang aku sebut diatas. 

Saya sengaja cerita ni dari awal sampai saya kena sakit biar pembaca tahu sebab nya. Karena kanker, radang , penyakit yang parah tidak muncul tiba2. Kita lanjut ceritanya.

Pekerjaan yang menurunkan kualitas kesehatanku tidak sampai di Bandung. Setelah usia 20tahun, saya dapat kerjaan di Pabrik Garment di Kota kelahiranku, Klaten. 

Di Garment tersebut saya sering dapat jatah sift malam. Start kerja jam 6 sore sampai jam 6 pagi. Malam yang seharusnya anda tidur memperbaiki sel2 tubuh atau apalah namanya, justru harus melek. Semua dokter pasti setuju, kalau begadang bikin drop kesehatan tubuh. 4tahun aku kerja di Garment itu dan akhirnya keluar diujung 2014.

Saya keluar kerja dr garment pindah ke jalur yang tak pernah kusangka. Saya bantuin mas saya kerja dirumah jadi penulis blog. Hasilnya lumayan diatAS UMR bahkan bisa duakalilipat, makanya aku pilih keluar dari pabrik. Selain itu bisa tiap hari dekat anakku Wafa yang lahir Oktober 2014.

Aku heppy kerja dirumah meskipun juga tak bisa lepas dari begadang. Kadang kalau ada berita olahraga, bisa melek semalaman biar bisa kejar tayang berita update. 

Dan saya pun semakin dekat dengan tahun-tahun penyakit radang usus besar yang sangat memukulku. Melek dari subuh hingga larut malam didepan komputer jadi kesibukan sehari-hari baik kerja atau main game. 

Saya keasyikan ngeblog dan game, makan tidak teratur, makan mie instan, ngeteh, ngopi, secara brutal. Hingga orang yang lama tak jumpa padaku pasti bilang aku makin kurus. 

Aku juga sadar ternyata aku sangat kurus, tidak seperti 3-4 tahun yang lalu. Pada akhirnya awal tahun 2016 aku mengalami hal yang tidak mengenakan, gejala radang usus besar pun muncul.

Gejala radang usus besar yang kualami muncul beberapa minggu sebelumnya. Saya mengalami panas tinggi satu minggu. Sangat panas badan ini yang saya rasakan saat itu.

Kerokan istri jadi salah satu obat alternatif mengatasi demam tinggi badanku. Aku berfikir, apakah Types ku kambuh lagi???. Saya memang pernah divonis types dimasa kecil dan awal-awal kerja Garment.

Aku justru berfikir, jangan-jangan radang usus besar sudah kualami sejak kecil dengan gejala mirip types tersebut?. 

Setelah demam ku sembuh, kondisi tubuh sudah normal, makan punya selera. Tapi ada yang aneh. Perutku sering lapar, sehabis makan kembali merasakan lapar. Semingguan mungkin kualami hal itu, namun perut tidak sakit hanya saja selalu lapar yang kurasakan.

Akhirnya, gejala radang usus besar berikutnya datang, pencernaanku seperti macet. Aku lupa kapan terakhir buang air besar. Aku coba tenang dan menganggap remeh gejala ini. SambIL tetap makan seperti biasa, 2-3 hari kedepan tetap belum berasa BAB. Akhirnya perutku makin begah karena makanan menumpuk berhari-hari dan puncaknya SUSAH BAB.

Istri menyarankan supaya minum obat pencahar oral maupun obat dari dubur. Saya gak mau sebut mereknya. Obat oral sangat manjur, sekali makan obat malam, besok pagi bab ku banyak dan lumer.

Namun aneh, kalau tidak makan obat pencahar aku susah BAB kembali. Aku mulai berfikir, mulai browsing dan menemukan beberapa kemungkinan. Kalau gak kanker usus, anus, polip usus, atau ambeyen, semuanya penyakit saluran pencernaan yang tidak pernah terbayangkan.

Masak aku kena kanker usus? aku bertanya dalam hati, sambil melihat postur tubuhku memang kian kering, mudah ngantuk, lelah banget rasanya. 

Atau aku kena polip? Mungkin saja ,karena susah bab salah satunya disebabkan polip di usus besar. Kalau ambeyen, kurasa tidak, karena tidak ada sakit di dubur selama ini.

Beberapa hari aku konsumsi obat pencahar, hitung-hitung biar lancar pembuangan ususku. Aku berfikiran pengen cek ke rumah sakit. Singkat cerita aku segera pengen tahu, ada apa di dalam ususku ini.

Saya pilih RS Diponegoro, yang lumayan laris dipakai opname tetangga2ku bila operasi. Maksudku bila memang ada polip atau ambeyen bisa langsung diangkat.

Sebelum ke RS Diponegoro, saya Berangkat ke pukesmas untuk minta rujukan, ditemani Istriku. Saya pakai Jamkesmas waktu itu, KIS Sudah beredar tapi belum bisa dipakai.

Saya lupa waktu itu langsung berangkat ke Rs atau beda hari. Surat rujukan sudah ditangan, otw ke RS DIPONEGORO juga bareng Istriku. 

Biasa di RS antri dulu, baru dipanggil nama saya. Dokter wanita masih muda, mungkin masih junior. Tanya keluhan, gejala, cek darah dan timbang berat badan. Sampel darah diambil, saya disuruh datang lagi sore hari janjian sama Dokter Nur cahyo.

Sesuai arahan kami datang sore hari dan konsultasi langsung dengan Dokter spesialis bedah. Saya cerita keluhan saya susah bab, perut nyeri sebelah kiri, bab kerikil. 

Beliau melakukan prosedur periksa colok dubur untuk mengetahui mungkin ada sesuatu di area anus. Namun beliau tidak menemukan keanehan, dia bilang agar saya melakukan pemeriksaan Anuscopi / pemeriksaan area anus lebih ke dalam lagi mendekati bagian ujung dari usus besar. 

Okelah saya semakin penasaran juga kan, aku ikuti saran dokter Nur dan janjian operasi kecil Anuscopi. Saya datang di hari yang sudah ditentukan. Cerita anuscopi di artikel berikutnya ya. Sekian dulu ya tulisanku dengan judul pengalaman Radang Usus besar.



Comments